Manusia pada hakikatnya adalah
makhluk sosial yang memerlukan interaksi dengan manusia yang lain demi memenuhi
kebutuhan hidupnya. Maka dari itu segala sesuatu tidak
terlepas dari kemasyarakatan misalnya seperti interaksi dengan masyarakat,
organisasi masyarakat, struktur masyarakat, lembaga masyarakat maupun
keanggotaan sebagai masyarakat. Dengan demikian sebagai makhluk sosial kita
perlu mempelajari, memahami dan juga menerapkan hal-hal sosial dan pengetahuan
sosial yang erat kaitannya dengan masyarakat. Hal tersebut dapat kita peroleh
dengan mempelajari ilmu-ilmu sosial dan juga mengimplementasikannya dalam
kehidupan sehari-hari yang mampu dijadikan sebagai pedoman berperilaku ditengah
masyarakat yang didasarkan pada pengetahuan ilmu sosial yang telah dipelajari
sehingga kita mampu berinteraksi dan beradaptasi dengan masyarakat secara baik.
Selain itu pentingnya pembelajaran ilmu sosial dimaksudkan untuk menciptakan
warga negara yang baik sesuai dengan tuntutan perkembangan zaman. Maka dari itu
untuk mendapatkan bekal mengenai ilmu sosial agar mampu menerapkannya
diperlukan pembelajaran IPS bagi setiap individu, karena Pendidikan IPS
membantu para peserta didiknya untuk mengembangkan kemampuan membuat
keputusan-keputusan yang bersifat reflektif sehingga mereka dapat memecahkan
masalah-masalah pribadi dan membentuk kebijakan umum dengan cara berpartisipasi
dalam kegiatan-kegiatan sosial, yang pada akhirnya akan bermanfaat ketika
terjun secara langsung di masyarakat tempat ia tinggal.
Pendidikan ips merupakan disiplin
ilmu pengetahuan yang mampu memberikan bekal bagi peserta didiknya mengenai
kehidupan sosial, karena dalam Pendidikan IPS ini memiliki materi yang secara
global. Maksudnya adalah materi dalam Pendidikan IPS itu berwawasan global
sehingga mampu untuk membekali para peserta didik secara kognitif mengenai
wawasan global dalam konteks kehidupan sosial. Selain itu juga bertujuan untuk
membantu tumbuhnya pola pikir ilmuwan sosial dan juga analisis terhadap kondisi
sosial yang ada di masyarakat. Adapun ruang lingkup materi Pendidikan IPS
menurut (Gunawan, 2011, hal.22) diantaranya sebagai berikut.
1. Tentang
kesadaran diri; sebagai makhluk Tuhan, eksistensi, potensi dan jati diri
sebagai warga dari sebuah bangsa yang berbudaya dan bermartabat sederajat
dengan bangsa lain di dunia (tidak lebih rendah dari bangsa lain). Artinya
bahwa peserta didik diharapkan mampu memiliki kesadaran diri terhadap dirinya
mengenai status dan perannya sehingga tidak semena-mena ataupun bertindak tanpa
perhitungan karena merasa dirinya mampu. Dalam materi PIPS ini memberikan bekal
kepada peserta didik mengenai kesadaran diri baik secara individu maupun
kesadaran sosial untuk lebih peka tehadap lingkungan sosialnya yang didasarkan
atas kesadaran diri tersebut.
2. Tentang
kecakapan berpikir, seperti kecakapan berpikir kritis, menggali informasi,
mengolah informasi, mengambil keputusan dan memecahkan masalah. Materi PIPS
mengenai kecakapan berpikir ini diberikan agar kelak peserta didik menjadi
warga negara yang kritis dan rasional serta logis dalam bertindak dan
berpartisipasi dalam kehidupan sosial di masyarakat.
3. Tentang
kecakapan akademik, tentang ilmu-ilmu sosial, seperti kemampuan memahami fakta,
konsep, dan generalisasi tentang sistem sosial dan budaya, lingkungan hidup,
perilaku ekonomi dan kesejahteraan, serta tentang waktu dan keberlanjutan
perubahan yang terjadi di dunia. Kecakapan ini didasarkan atas cabang ilmu
sosial yang dipelajari dalam Pendidikan IPS seperti sejarah, ekonomi,
antropologi, geografi, hukum, filsafat, komunikasi yang disetiap disiplin ilmu
terdapat konsep masing-masing yang memerlukan generalisasinya.
4. Mengembangkan social skills, dengan maksud supaya pada masa yang akan datang kita
tidak hanya menjadi objek penguasaan globalisasi belaka. Social skills ini dapat berupa kemampuan berinteraksi yang dapat
dipelajari baik dari sosiologi maupun ilmu komunikasi.
Pengembangan IPS di tengah masyarakat idealnya
harus responsif dan menata diri dalam menghadapi globalisasi karena sekarang
kita telah memasuki era globalisasi yang terkenal dengan modernisasinya dan
kecanggihan serta kemajuan dalam berbagai aspek kehidupan. Berbeda dengan ilmu
pengetahuan alam dan ilmu teknologi yang seakan terus memberikan inovasi di era
sekarang ini seperti terciptanya mesin-mesin baru, penemuan-penemuan terbaru
dalam konteks biologi maupun kesehatan. IPS cenderung lebih terkesan jalan di
tempat dan masih belum mendapatkan posisi yang membanggakan ditengah era
globalisasi ini. Maka muncul pertanyaan, apakah IPS masih mampu menjadi kekuatan
pendidikan yang mampu menopang kehidupan umat manusia? Jika memang iya,
bagaimana PIPS harus menempatkan diri sebagai sebuah disiplin ilmu?.
Ada beberapa hal yang harus diperhatikan
apabila PIPS ingin tetap eksis di era sekarang bersanding dengan disiplin ilmu
lainnya, dan mempunyai kedudukan yang berarti dan membanggakan di mata umat
manusia. Yang pertama yaitu perlunya perhatian terhadap kurikulum PIPS. Dalam
hal ini pembaharuan kurikulum PIPS hendaknya bukan sekedar tambal sulam, tetapi
lebih bersifat interdisipliner dan berorientasi pada “functional knowledge”
serta aspirasi kebudayaan Indonesia dan nilai-nilai agama. Dalam pengembangan
kurikulum ini dasarnya adalah mengikuti kurikulum nasional yang didasarkan pada
standar isi, standar kompetensi dan kompetensi dasar sebagaimana terlampir,
standar kelulusan, standar ketuntasan, struktur dan muatan kurikulum, standar
proses pembelajaran, dan standard penilaian secara nasional yang dikeluarkan
oleh BSNP dalam dokumen tersendiri. Berdasarkan standar nasional tersebut, maka dikembangkanlah KTSP
dengan muatan minimal terdiri atas tujuan,
struktur kurikulum, standar ketuntasan
minimal, muatan lokal, pengembangan diri, silabus dan RPP. Di sekolah-sekolah di
lingkungan sekolah tertentu, setiap guru di lingkungan sekolah tertentu
tersebut wajib mengembangkan
kurikulum mata pelajaran IPS yang diasuhnya minimal dalam
bentuk program tahunan, semesteran, silabus, dan RPP. Dalam menyusun
kurikulum maupun progam-program pembelajaran agar dapat beradaptasi secara
aktif dengan perkembangan yang terjadi maka pengembangan kurikulum perlu terus
dilakukan sejalan dengan perkembangan masyarakat. Oleh karena itu, guru-guru di
lingkungan hendaknya selalu melakukan up-date terhadap silabus
dan RPP IPS yang sedang dioperasikan. Perubahan-perubahan dan
pengembangan kurikulum akan dilakukan sejalan dengan perubahan-perubahan yang
terjadi baik ditingkat nasional maupun global. Sehingga kurikulum yang
digunakan akan mampu mengikuti perkembangan zaman dan diharapkan mampu
membekali peserta didik dengan kemampuan untuk menghadapi arus globalisasi
seperti sekarang.
Kedua,
pengajar harus mampu menyajikan pengajaran/pembelajaran yang bersifat
interdisiplin, berperan sebagai fasilitator pembelajar, dan menjadi problem solver
baik di sekolah maupun di kampus dan ditengah masyarakat. Pengajar harus mampu
memahami kebutuhan dasar lingkungannya, sehingga pengajaran PIPS tidak bersifat
kering. Dalam hal ini peran tenaga pengajar juga merupakan hal yang penting
dalam upaya mempertahankan eksstensi PIPS sehingga perlu adanya kemampuan guru
untuk membawa proses belajar menjadi menarik.cara untuk membuat pembelajaran
menarik di kelas yakni dengan memanfaatan kecanggihan teknologi yang ada di era
ini. Seperti dalam membahas materi penyimpangan sosial, guru dapat menggunakan
fasilitas internet untuk menunjukan penyimpangan sosial yang terjadi di tengah
masyarakat ataupun membuat video animasi untuk memberikan materi pembelajaran
agar siswa tertarik untuk belajar IPS dan pembelajaran tidak monoton.
Ketiga,
membangun hubungan yang sinergis antara LPTK, praktisi pendidikan, sekolah,
pembuat kebijakan pendidikan, serta elemen environment guna melakukan sharing
untuk menyusun kurikulum yang integratif dan responsif terhadap permasalahan-permasalahan
riil, baik lokal, regional, nasional maupun internasional. Dengan demikian
kurikulum ini akan selaras dengan apa yang sedang berkembang sekarang sehingga
kurikulum yang digunakan dan materi yang diberikan mampu membekali peserta
didik pengetahuan untuk menghadapi perkembangan zaman. Selain itu juga melatih
analisis terhadap kondisi sosial kelak dimasyarakat karena jika kurikulum
menyajikan permasalahan yang riil maka mampu melatih kecakapan berpikir dan
analisis peserta didik. Selain itu kurikulum IPS harus bersifat fleksibel,
artinya senantiasa bisa diubah agar mampu mengikuti perkembangan zaman dan
tidak ketinggalan zaman.
Keempat,
Paradigma kurikulum IPS berorientasi ke depan sehingga kurikulum PIPS mampu membuat
estimasi kehidupan yang akan berlangsung 30-50 tahun yang akan datang. Hal ini
dikarenakan peserta didik yang mempelajari materi IPS sekarang kelak bukan
hanya mengaplikasikannya untuk satu atau dua tahun tapi sepanjang hidupnya,
maka dari itu kurikulum harus mampu mengantisipasi hal tersebut dengan membuat
kurikulum dengan orientasi beberapa puluh tahun kedepan. Dari yang telah dijelaskan sebelumnya mengenai
cara agar PIPS tetap eksis maka diperlukan sinergitas dari beberapa komponen
yang telah dijelaskan.
Dalam
pengembangan IPS ini bukan hanya dilakukan di lingkungan sekolah guna
mengembangkan potensi peserta didik, namun pengembangan IPS ini dapat digunakan
untuk pengembangan masyarakat. Sebagaimana dikemukakan menurut (Suharto, 2009,
hal.38), pengembangan masyarkaat fokus terhadap upaya menolong anggota
masyarakat yang memiliki kesamaan minat untuk bekerja sama, mengidentifikasi
kebutuhan bersama, melakukan kegiatan bersama untuk memenuhi kebutuhan
tersebut. Pengembangan masyarakat lokal
adalah proses yang ditujukan untuk menciptakan kemajuan sosial dan ekonomi bagi
masyarakat melalui partisipasi aktif serta inisiatif anggota masyarakat itu
sendiri. Pengembangan IPS di masyarakat adalah salah satunya dengan
pengembangan partisipasi sosial, dimana topik utama dari pengembangan partisipasi
sosial ini yakni pengembangan kepekaan sosial dan menerapkan strategi
pengembangan sosial. Adapun penjelaskan mengenai pengembangan kepekaan sosial
dan pengembangan partisipasi sosial adalah sebagai berikut.
1. Pengembangan
kepekaan sosial, kepekaan adalah keadaan dimana mudah terangsang atau mudah
merasa terhadap suatu kondisi. Apabila dikaitkan dengan kondisi sosial maka
kepekaan sosial adalah keadaan seseorang yang mudah bereaksi terhadap
permaslahan-permasalahan kemasyarakatan. Sehingga kelak peserta didik menjadi
paham dan peka terhadap berbagai aspek kehidupan. Dengan PIPS diharapkan
masyarakat memiliki kepekaan sosial karena sudah memiliki ponasi pengetahuan
mengenai kehidupan sosial. Contohnya ketika terjadi masalah prostitusi di
lingkungan tempat tinggalnya sebaiknya masyarakat peka terhadap adanya dampak terhadap anak-anak di lingkungan
prostitusi dan menindak tempat prostitusi
tersebut. Tindakan ini didasarkan atas kepekaan sosial yang melahirkan
sebuah tindakan sosial.
2. Pengembangan partisipasi sosial, pengembangan
partisipasi sosial sejalan dengan tujuan ips bahwa aspek yang cukup penting dan
perlu diterapkan kepada peserta didik adalah bagaimana agar mereka dapat
berpartisipasi secara aktif dalam kegiatan-kegiatan sosial di masyarakat.
Sebagai generasi muda, dalam berpartisipasi hendaknya didasari adanya
pengetahuan dalam bertindak ketika berpartisipasi sehingga perlu adanya PIPS
untuk memberikan bekal kepada peserta didik mengenai kehidupan sosial, selain
itu pula PIPS mampu mengembangkan kemampuan dan potensi berpartisipasi melalui
materi dan keterampilan yang diberikan oleh PIPS. Sehingga PIPS mampu
memberikan kontribusi dalam pengembangan masyarakat.
0 komentar:
Posting Komentar