Senin, 19 Desember 2016

AKAL DAN HATI PADA ZAMAN YUNANI KUNO

22.28 Posted by TyasSiti Nur Asiyah No comments
Akal dan Hati Pada Zaman Yunani Kuno
Ciri-ciri umum filsafat Yunani adalah rasionalisme. Rasionalisme mencapai puncaknya padaorang-orang sofis. Untuk melihat rasionalisme sofis perlu dipahami lebih dulu latar belakangnya. Latar belakang itu terletak pada pemikiran filsafat yang ada sebelumnya, yaitu pemikiran-pemikiran Tahles, Anaximander, Heraclitus, Permanidus, Zeno, Protagoras, Gorgias, Socrates, Plato dan Aristoteles
Thales
Digelari bapak filsafat karena ialah orang yang pertama kali berfilsafat. Gelar itu diberikan karena ia mengajukan pertanyaan yang mendasar yang jarang diperhatikan orang jaman sekarang. “Apa sebenarnya bahan alam semesta ini?”. Terlepas dari apapun jawabannya, pertanyaan ini saja sudah bisa mengangkatnya menjadi filosof pertama. Ia sendiri menganggap air sebagai bahan alam semesta karena air sangat diperlukan dalam kehidupan. Dan menurut pendapatnya, bumi ini terapung di atasair. Bahkan jawabannya sendiri tidak lebih berbobot dibandingkan pertanyaannya.Pertanyaannya pun ia jawab menggunakan akal, bukan menggunakan agama atau kepercayaan lainnya. Di sini akal mulai digunakan, lepas dari keyakinan.
Anaximander
Ia mencoba menjelaskan bahwa substansi pertama itu bersifat kekal dan ada dengan sendirinya. Anaximenes mengatakan itu udara. Udara merupakan sumber segala kehidupan, begitulah alasannya.

Heraclitus
Paham relativisme semakin mempunyai dasar setelah Heraclitus menyatakan “kamu tidak dapat terjun ke sungai dua kali karena air sungai itu selalu mengalir”. Menurutnya, alam semesta ini selalu dalam keadaan berubah. Sesuatu yang dingin menjadi panas, dan yang panas menjadi dingin. Implikasi pernyataan ini amat hebat. Pernyataaan itu mengandung pengertian bahwa kebenaran selalu berubah,tidak tetap. Hari ini 2+2 =4 besok  bisa saja bukan empat. Pandangan ini merupakan warna dasar filsafat sofisme.

Paramanides
Paramanides yang lahir kira-kira tahun 450 SM dikatakan sebagai logikawan pertama dalam sejarah filsafat. Bahkan disebut filosof pertama dalam pengertian modern. 
Ia bertanya: “apa standar kebenaran dan apa ukuran realitas?” bagaimana hal itu dapat dipahami?” 
Ia menjawab:
Ukurannya ialah logika yang konsisten. Perhatikan contoh berikut:
Ada 3 cara berpikir tentang tuhan. (1) ada,  (2) tidak ada, (3) ada dan tidak ada. Yang benar ialah (1) tidak mungkin meyakini yang tidak ada (2) sebagai ada karena yang tidak ada pastilah tidak ada. Yang (3) pun tidak mungkin karena tidak mungkin tuhan itu ada sekaligus tiak ada. Jadi benar tidaknya suatu pendapat diukur dengan logika. Ukuran kebenaran adalah akal manusia, ukuran kebenaran adalah manusia. 

Protagoras
Ia menyatakan bahwa manusia adalah ikuran kebenaran. Ia menyatakan bahwa kebenaran itu bersifat pribadi, akibatnya tidak ada ukuran yang absolut dalam etika,metafisika, maupun agama. Bahkan menurutnya teori-teori matematika juga tidak mempunyai kebenaran yang absolut.

Gorgias
Georgias datang ke Athena 427 SM dari Leontini. Ada tiga proporsi yang diajukan Gorgias. Yang pertama adalah tidak ada yang ada. Maksudnya realitas itu sebenarnya tidak ada. Kedua, bila sesuatu itu ada,ia tidak akan dapat diketahui. Ini disebabkan oleh penginderaan itu tidak dapat dipercaya, penginderaan itu sumber ilusi. Akal menurutnya tidak mampu meyakinkan kita tentang bahan alam semeta ini karena kita telah dikungkung oleh dilema subjektif. Kita berpikir sesuai dengan kemauan, ide kita yang kita terapkan pada fenomena. Proporsi yang ketiga adalah sekalipun realitas itu dapat kita ketahui, ia tidak akan dapat kita beritahukan kepada orang lain.
Socrates
Ia memulai filsafatnya dengan bertolak dari kehidupan sehari-hari. Menurutnya, ada kebijakan objektif yang tidak bergantung kepada saya atau kepada kita hari ini. Untuk membuktikan adanya kebenaran yang objektif,  Socrates melakukan metode-metode tertentu. Metode itu bersifat praktis dan dilakukan dengan percakapan-percakapan. Ia kemudian menganalisis pendapat. Setiap orang mempunyai pendapat tentang salah dan tidak salah misalnya. Sering kali percakapan itu berakhir dengan kebingungan, tapi tak jarang dialog itu menghasilkan definisi yang berguna.Metode yang digunakan Socrates biasa disebut dengan dialektika. Orang sofis beranggapan bahwa semua pengetahuan adalah relatif kebenarannya, tidak ada pengetahuan yang bersifat umum. Dengan definisinya, Socrates bisa membuktikan kepada orang sofis bahwa pengetahuan yang umum itu ada, yaitu definisi itu.
Plato
Menurut Plato, kebenaran umum itu bukan dibuat dengan cara dialog yang induktif, tapi pengertian umum itu sudah ada “di sana” di alam idea.

Aristoteles
Bila orang-orang sofis banyak yang menganggap manusia tidak akan mampu memperoleh kebenaran, maka Aristoteles menyatakan bahwa manusia dapat mencapai kebenaran. 


Salah satu teori metafisika Aristoteles  yang penting ialah pendapatnya yang mengatakan bahwa form dan matter itu bersatu.  Matter memberikan substansi sesuatu, form memberikan pembungkusnya. Setiap objek terdiri atas form dan matter. Namun ada substansi yang murni form tanpa adanya matter yaitu Tuhan.  Aristoteles percaya adanya Tuhan. Bukti adanya Tuhan adalah Tuhan sebagai penyebab gerak. Tuhanmenurut aristoteles berhubungan dengan dirinya sendiri. Ia tidak berhubungan (memperdulikan) alam ini. Ia bukan pesona, ia tidak memperhatikan doa dan keinginan manusia. Dalam mencintai Tuhan, kita tidak usah berharap Tuhan mencintai kita. ia adalah kesempurnaan tertinggi dan kita mencontoh ke sana untuk perbuatan dan pikiran-pikiran kita.

Daftar Pustaka:
Tafsir, Ahmad. 2008. FILSAFAT UMUM AKAL DAN HATI SEJAK THALES SAMPAI CAPRA. Bandung : PT REMAJA ROSDAKARYA


0 komentar:

Posting Komentar