Kamis, 01 Desember 2016

Dimensi Nilai dan Sikap Dalam Pendidikan Ilmu Pengetahuan Sosial

09.27 Posted by TyasSiti Nur Asiyah No comments

            Pada hakikatnya nilai merupakan sesuatu yang berharga. Nilai yang dimaksud disini adalah seperangkat keyakinan atau prinsip perilaku yang telah mempribadi dalam diri seseorang atau kelompok masyarakat tertentu yang terungkap ketika berpikir atau bertindak. Umumnya, nilai diperlajari sebagai hasil dari pergaulan atau komunikasi antarindividu dala kelompok seperti keluarga, himpunan kagamaan, kelompok masyarakat atau persatuan dari orang-orang yang satu tujuan.
            Nilai yang ada dimasyarakat sangat bervariasi sesuai dnegan tingkat keberagaman kelompok masyarakat. Heterogenitas nilai ini tentu menimbulkan masalah tersendiri bagi guru dalam pembelajaran IPS di kelas. Di satu sisi nilai dapat masuk ke dalam masyarakat dan tidak mungkin steril dari isu-isu yang sedang menerpa dan terhindarkan dalam masyarakat demokratis, namun di sisi lain tidak dipungkiri bahwa nilai tertentu muncul dengan kekuatan yang sama di masyarakat dan menjadi pembelajaran yang baik serta menjadi pelindung dari berbagai penyimpangan dan pengaruh luar. Dalam hal ini nilai dapat diartikan sebagai perisai ataupun tameng bagi setiap individu untuk menjauhkan diri dari hal yang menyimpang. Contohnya dengan adanya nilai kejujuran maka siswa menjauhkan diri dari mencontek atau pun berbohong karena ada perisai nilai kejujuran pada diri siswa tersebut. Agar ada kejelasan dalam mengkaji nilai di masyarakat, maka nilai dapat dibedakan atas nilai substantid dan nilai procedural.
Nilai Substantif
      Nilai substantif adalah keyakinan yang telah dipegang oleh seseorang dan umumnya hasil belajr, bukan sekadar menanamkan atau menyampaikan informasi semata. Setiap orang memiliki keyakinan atau pendapat yang berbeda-beda susuai dnegan keyakinannya tentang sesuatu hal. Misalnya setiap anggota keluarga akan berbeda pendangannya mengenai suatu hal, walaupun berasal dari satu keluarga yang sama namun tetap akan berbeda. Maka dalam hal ini suatu nilai dapat tergantung dari latar belakang orang tersebut, pendidikannya, kondisi ekonominya dan pengaruh lain yang dapat mempengaruhi makna nilai dari satu orang dengan orang yang lainnya. Dengan demikian keduudkan nilai bagi kelompok masyarakat dan individu merupakan komponen yang penting bagi pembelajaran IPS.
      Dalam mempelajari nilai substantif peserta didik perlu memahami proses-proses, lembaga-lembaga, dan aturan-aturan untuk mmecahkan konflik dalam masyarakat yang demokratis. Dengan kata lain peserta didik mengetahui bahwa ada keberagaman nilai dalam masyarakat dan mereka perlu mengetahui isi nilai dan implikasi dari nilai-nilai tersebut dengan belajar nilai ssubstantif, peserta didik dapat menjadi etrampil dalam mengenal dan menganalisis kedudukan nilai dari aneka ragam kelompok masyarakat.
      Manfaat lain dari belajar nilai substantif adalah peserta didik akan menyatakan bahwa dirinya memiliki nilai tertentu. Dengan kata lain setiap peserta didik membawa nilai tersendiri dalam dirinya masing-masing yang tergantung pada beberapa faktor penyebab nilai itu melekat pada dirinya seperti latar keluarga, agama atau budaya. Selain itu guru juga perlu mneyadari bahwa nilai yang peserta didik anut tidak semuanya berlaku secara universal. Misalnya umat muslim diharuskan menunaikan ibadah puasa sebagai wujud dari nilai religius, maka guru harus memberi pengertian bahwa tidak semua peserta didik di kelas itu menunaikan Ibadan puasa jika memang berasal dari latar agama yang berbeda agar nantinya tidak terjadi konflik dalam kelas.
Oleh karena itu program pembelajaran IPS hendaknya memberikan kesempatan kepada peserta didik untuk mengungkapkan, merefleksikan, dan mengartikulasikan nilai-nilai yang dianutnya. Proses ini tergantung pada nilai-nilai prosedural di kelas. Peserta didik hendaknya didorong untuk bersiap diri membenarkan posisinya, mendengarkan kritikan yang ditujukan terhadap dirinya dan atau mengubah keputusannya jika ada pertimbangan lain, karena pada hakikatnya nilai adalah sesuatu yang berharga yang mengandung kebaikan maka diperlukan banyak pertimbangan untuk memastikan apakah hal tersebut memiliki nilai atau tidak.
Nilai Prosedural
      Peran guru dalam memberikan pembelajaran dikelas sangatlah penting sesuai dengan langkah-langkah pembelajaran di kelas, maka nilai-nilai prosedural yang perlu dilatih atau dibelajarkan antara lain nilai kemerdekaan, toleransi, kejujuran, menghormati kebenaran, dan menghargai pendapat orang lain. Nilai-nilai ini merupakan kunci nilai yang dapat menyokong terciptanya masyarakat yang demokratis, seperti toleran terhadap pendapat yang berbeda, menghormati pribadi orang lain dan menghargai bukti yang sama serta bekerja sama. Apabila kelas IPS dimaksudkan untuk mengembangkan partisipasi  peserta didik secara efektif dan diharapkan semakinmemahami kondisi masyarakat Indonesia yang beraneka ragam, maka peserta didik perlu mengenal dan berlatih menerapkan nilai-nilai tersebut. Maka hendaknya penerapan nilai-nilai tersebut mulai dipraktikan ketika pembelajaran dikelas agar dapat dilatih sehingga kelak ketika terjun ke masyarakat peserta didik dapat mengimplementasikan nilai-nilai yang didapatkan dan menjadi warga negara yang bermartabat dan menghormati pribadi yang lain.
Selain itu nilai dapat dibagi dalam dua kelompok, yaitu nilai nurani dan nilai0nilai memberi. Nilai nurani adalah nilai yang ada didalam diri manusia kemudaian berkembang menjadi perlaku serta cara kita memperlakukan orang lain yang termasuk niali-nilai nurani adalah kejujuran, keberanian, cinta damai, keandalan diri, potensi, tahu batas, kemurnian dan kesesuaian. Sedangkan nilai-nilai memberi adalah nilai yang perlu dipraktikkan atau diberikan yang kemudian akan diterima sebanyak yang dberikan. Yang termasuk pada kelompok nilai-nilai memberi adalah setia, dapat dipercaya, hormat, cinta, kasih sayang, peka, tidak egois, baik hati, ramah, adil, dan murah hati.
Dalam memberikan definisi tentang sikap, diantara para ahli banyak terjadi perdebatan. Terjadi hal ini karena sudut pandang yang berbeda tentang sikap itu sendiri. Studi mengenai sikap merupakan studi yang penting dalam bidang psikologi sosial. Konsep tentang sikap sendiri telah melahirkan berbagai macam pengertian diantara para ahli psikologi. Sikap pada awalnya diartikal sebagai suatu syarat untuk munculnya suatu tindakan konsep itu kemudian syarat untuk munculnya suatu tindakan konsep itu kemudian berkembang semakin luas dan digunakan untuk menggambarkan adanya suatu niat yang khusus dan umum berkaitan dengan kontrol terhadap respon pada keadaan tertentu.

Berkowitz dalam (Azwar, 2012, hal.5) mengemukakan bahwa sikap seseorang terhadap suatu objek adalah perasaan mendukung atau memihak (favorable) maupun perasaan tidak mendukung atau tidak memihak (unfavorable) pada objek tersebut. Nilai bersifat lebih mendasar dan stabil sebagai bagian dari cirri  kepribadian, sikap bersifat evaluative dan berakar pada nilai yang dianut dan terbentuk dalam kaitannya dengan suatu objek. 

0 komentar:

Posting Komentar