Pada era modern seperti sekarang ini setiap individu
dihadapkan kepada setiap persoalan yang muncul dalam kehidupannya sehari-hari
dari berbagai bidang seperti politik, ekonomi, sosial budaya, pendidikan dan
bidang yang lainnya yang terkait dengan kehidupan manusia. Perkembangan zaman
menuntut harus dimilikinya kemampuan untuk berpikir kritis terhadap segala hal
yang terjadi agar individu tidak menjadi seorang yang mengikuti arus zaman
hanya sebagai pengikut setia suatu hal tetapi sebagai individu yang cerdas
memilih untuk menjadi seorang yang lebih baik dengan memanfaatkan segala hal
yang ada di era sekarang ini. Pendidikan menjadi jawaban bagi setiap individu
untuk membekali diri agar mampu menghadapi tuntutan zaman yang ada seperti
sekarang. Dengan pendidikan, pengetahuan dapat diperoleh pun juga berpikir
logis, kritis mampu dibangun ditengah proses pembelajaran yang dirangsang
dengan pendekatan-pendekatan pembelajaran yang mengharuskan memberi sebuah
solusi penyelesaian masalah (problem solving) sehingga pola pikir siswa menjadi
terbuka, terbangun, dan mampu berpikir kritis dan logis ketika dihadapkan
kepada persoalan yang konkret dan bukan hanya mengawang saja. Perlu diketahui bahwa esensi pendidikan itu
sendiri adalah suatu proses pemuasan rasa penasaran terhadap suatu hal.
Terlepas dari bidang akademik maupun non akademik, ketika memiliki rasa
penasaran terhadap suatu hal misalnya budaya ataupun karya seni yang kemudian
menimbulkan rasa penasaran dan membangkitkan kemauan untuk mencari tahu
mengenai hal tersebut yang kemudian mempelajarinya secara lebih jauh dan
mendalam dan hal tersebut merupakan proses pembelajaran juga dan mampu
menghasilkan pengetahuan yang juga mampu menjadi bekal menghadapi masa depan.
Dalam mengatur strategi agar mampu menghadapi era
sekarang dan mampu bertahan di tengah arena globalisasi dan modernisasi maka
diperlukan bekal yang mencukupi sebagai modal menyelesaikan dan menaklukan
masalah yang ada. Seperti yang telah disebutkan sebelumnya pendidikan merupakan
salah satu jawaban untuk memberi bekal bagi setiap individu. Namun dalam
pendidikan itu sendiri sudah seharusnya kita sebagai individu atau generasi
muda yang diharuskan mengenyam pendidikan mencoba untuk menilik bagaimana
pendidikan itu baik dari segi hasil pendidikan itu sendiri, bagaimana harapan
terhadap pendidikan dan apa yang harus dilakukan oleh individu melalui
pendidikan secara kritis, agar kita tidak menjadi seorang yang dicetak oleh
sistem pendidikan guna menjadi hal yang diinginkan oleh kelompok tertentu
melalui kebijakan yang diterapkan maupun kurikulum yang dijalankan.
Kritis terhadap pendidikan dapat pula kita lakukan
melalui panduan berpikir kritis yang dikemukakan oleh Immanuel kant mengenai
empat pokok pikiran filsafat yang utama yaitu :(1) Apa yang dapat saya
harapkan? (What may I hope ? ) ; (2) Apa yang dapat saya ketahui? (what can I
know? ) ; (3) Apa yang seyogyanya saya lakukan? (what should I do?) ; (4) Apa
atau Siapakah manusia itu? (What is man?). Empat pertanyaan tadi merupakan
pertanyaan kritis yang mampu kita gunakan untuk mendapatkan sebuah jawaban
mengenai bagaimana pendidikan tersebut. Pendidikan yang ada di Indonesia
beragam adanya tak termasuk dari segi kualitas. Banyak lembaga pendidikan yang
menawarkan berbagai visi misi yang mampu dijadikan acuan dalam memilih
pendidikan yang kemudian menjadi suatu bekal di masa depan. Mengupas visi misi
merupakan hal yang mampu dilakukan oleh setiap orang yang hendak mengetahui bagaimana keadaan
ataupun kualitas, harapan dan tujuan dari suatu lembaga pendidikan itu sendiri.
Di Indonesia memiliki banyak lembaga pendidikan mulai dari perguruan tinggi,
institut, atau sekolah tinggi yang mampu menjadi tempat sebagai proses belajar.
Di Banten sendiri memiliki satu universitas negeri yaitu Universitas Sultan
Ageng Tirtayasa yang mana sudah selayaknya dibanggakan karena merupakan
satu-satunya universitas negeri yang ada di Banten yang mampu menjadi sebuah
wadah pembelajaran dan proses tumbuh kembang mengasah pola pikir individu
melalui pembekalan akademik maupun non akademik sebagaimana dapat ditinjau dari
visi dan misi UNTIRTA itu sendiri.
UNITRTA memiliki visi yaitu terwujudnya univeritas
terbaik yang memiliki kemandirian, kreativitas, inovasi, unggul dan kompetitif
dalam bidang pendidikan, penelitian serta pengembangan ilmu pengetahuan,
teknologi dan seni dalam rangka pengabdian kepada masyarakat. Dengan misi (1)
meningkatkan kualitas, relevansi dan daya saing pendidikan, (2) meningkatkan
kualitas dan kuantitas penelitian dan pengabdian masyarakat yang inovatif
berbasis kebutuhan nyata. (3) meningkatkan daya dukung tata kelola perguruan
tinggi yang baik (good university governance). Jika dikaji dengan menggunakan empat
pertanyaan pokok Immanuel Kant maka apa yang saya harapkan sudahlah jelas bahwa
mengharapkan UNTIRTA mampu menjadi universitas yang memiliki kualitas dari
kemandiriannya yang dalam kemandiriannya ini dapat diwujudkan dengan mandiri
dalam hal menjadi universitas yang mampu menjadi universitas yang dapat berdiri
dengan kemampuan untirta itu sendiri tanpa adanya interfensi dari pihak-pihak
tertentu dan mandiri dalam mencukupkan segala kebutuhan yang dibutuhkan bila
dalam segi finansial maka diharapkan unitrta mampu membiayai segala hal yang
berkaitan dengan proses pembelajaran dengan pengembangan kewirausahaan
universitas sehingga mendapat kemandirian dalam segi finansial itu sendiri.
Selain itu pertanyaan apa yang dapat saya ketahui meninjau dari visi dan misi
yakni dapat mengetahui bahwa dalam proses pembelajarannya nanti akan dihadapkan
pada bagaimana relevansi pendidikan yang ditekuni dengan permasalahan yang ada
di tengah masyarakat sehingga ketika melakukan penelitian, pengabdian, dan
terjun di tengah masyarakat tersebut mampu mencari relevansi pengetahuan
akademik dengan pemecahan masalah yang konkrit terjadi ditengah masyarakat
seperti halnya dalam proses pembelajaran penulis sebagai mahasiswa jurusan
Pendidikan Sosiologi sendiri merasakan bahwa ketika dalam proses pembelajaran
selalu dihadapkan mengenai bagaimana relevansi teori dengan permasalahan yang
ada sehingga penulis mengetahui bagaimana cara mengaplikasikan teori yang telah
di dapat tersebut. Yang kemudian pertanyaan apa yang seyogyanya saya lakukan
dapat terjawab yaitu menjalankan misi yang ada di untirta seperti memacu diri
penulis untuk meningkatkan kualias dari segi keilmuan dengan mempelajari materi
yang relevan dengan pendidikan yang sedang dijalani, karena kualitas suatu
universitas itu bergantung pada bagaimana kualitas individu mahasiswanya itu
sendiri sehingga dengan meningkatnya kualitas diri mahasiswa akan mampu
mendukung terlaksananya misi meningkatkan kualitas itu sendiri. Dan pertanyaan
siapa saya dapat dijawab dengan berkaca pada visi dan misi maka penulis adalah
seorang mahasiswa ilmu sosial yang
sedang menjalankan proses pendidikan pada jenjang sarjana dengan berupaya
meningkatkan kualitas diri dan mencoba untuk dapat merelevansikan teori yang
didapatkan guna menjadi pemecahan masalah bagi permaslahan yang nyata terjadi
ditengah masyarakat itu sendiri dan mampu memenuhi kebutuhan nyata masyarakat
dari segi sosialnya melalui kajian yang dapat membantu pemenuhan kebutuhan itu
sendiri. Sehingga dituntut memiliki fleksibelitas sebagai mahasiswa yang mampu
beradaptasi sehingga berdampak pada tercapainya visi dan misi melalui inovasi
dan kreativitas dalam pemecahan masalah yang dilakukan.
Dengan demikian filsafat pendidikan melalui empat
pokok pertanyaan telah mampu membantu dalam menganalisis visi misi untirta yang
juga mampu menjadi lembaga pendidikan yang dapat dijadikan sebagai tempat
mencari bekal dalam menghadapi era modernisasi seperti sekarang ini setelah
ditinjau dari empat pertanyaan utama Immanuel kant ini membantu dalam proses
pemikiran kritis apakah untirta layak menjadi universitas yang mampu membantu
pembekalan di hari esok guna tercapainya kesejahteraan yang diidamkan oleh
khalayak, yang selama ini tak jarang ada yang memandang sebelah mata mengenai
univeristas yang katanya belum masuk sebagai universitas favorit tingkat
nasional namun sebenarnya keberhasilan mencapai kesejahteraan individu tidaklah
melulu mengenai dimana ia menimba ilmu tapi juga mengenai usaha, kemauan dan
kualitas si individu itu sendiri terlepas dari mana institusi mana ia mendapat
ilmu pengetahuan itu.
0 komentar:
Posting Komentar